Kembali Tuai Prestasi Internasional, Karla Bionics Buktikan Teknologi Bersaing

9 May 2023 15:23

Cytra Ria A

Bandung, lpik.itb.ac.idKarla Bionics berhasil menyelesaikan seluruh tantangan dan mendapatkan poin penuh (20 poin) pada kompetisi CYBATHLON-CHALLENGES Maret 2023, dimana para ilmuwan, peneliti dan penyandang disabilitas di seluruh dunia berkompetisi menyelesaikan berbagai tantangan menggunakan teknologi inovasi buatannya. Kesempatan ini pun dimanfaatkan Karla Bionics untuk mengembangkan dan menguji teknologi terbarunya di dalam kompetisi internasional. Selain untuk menguji teknologi terbarunya, Karla Bionics juga turut serta membuktikan kekompakan dan ketangkasan ‘Pilot’ atau pengguna lengan prostesis dari penyandang disabilitas di Indonesia. Sehingga manfaat dari teknologi bukan hanya pada produk akhirnya, melainkan pada prosesnya pun dapat menginspirasi para penyandang disabilitas agar kembali bangga dan kembali aktif di berbagai kegiatan positif atau dalam istilah yang kami coba suarakan adalah proud-active. 

Menguji Langsung Prototipe Lengan Prostesis untuk Kebutuhan Vokasional Melalui Format Kompetisi

Melalui CYBATHLON-CHALLENGES 2023 kali ini, Karla Bionics mencoba menguji teknologi yang dikembangkan untuk kebutuhan spesifik atau vokasional. Jika Raga Arm sebagai produk pionir dari Karla Bionics sebelumnya memenuhi kebutuhan estetika lengan serta fungsi sehari-hari, maka Mega Arm yang dikembangkan kali ini ditujukan untuk mendukung kebutuhan pekerjaan mekanikal. Fitur utama yang ditonjolkan adalah kemampuan mencapit serta kekuatan struktur pada bagian pergelangan lengan prostesis. 

Hal ini didasari dari temuan Karla Bionics yakni secara umum para penyandang disabilitas di Indonesia merupakan pekerja kerah biru yang mengalami kecelakaan kerja. Akibatnya, sulit bagi mereka untuk kembali menemukan pekerjaan secara formal. Namun, pada dasarnya para pengguna teknologi lengan prostesis yang menjadi tulang punggung keluarga ini rata-rata memiliki keterampilan mekanikal, yang mana mereka dapat mengembangkannya sebagai mata pencaharian seperti membuka bengkel tambal ban ataupun membuat workshop mengelas. 

Fenomena ini juga tercermin dari kisah pilot yang mewakili Karla Bionics kali ini yaitu Daffa Aldiansyah (17) yang merupakan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan mekanik asal Bekasi. Daffa sendiri merupakan penerima manfaat dari program Rangkul Difabel RAS yang menunjukan ketangkasannya saat menggunakan lengan prostesis Karla Bionics. Menyandang difabel tak lantas membuat Daffa mengurungkan cita-citanya untuk terus berkarya sebagai mekanik khususnya mekanik sepeda motor. Terbukti kini ia masih aktif menjadi mekanik sepeda motor di lingkungannya. Selain itu, Daffa juga saat ini masih bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, Jurusan Mesin."Ketika mesin yang disetel ternyata bikin motor lebih enak dibawanya, saya ngerasa puas", ujar Daffa.  

Proses Pengembangan "Mega Arm"

Proses persiapan tim Karla Bionics sendiri terbilang singkat yakni selama tiga bulan dari mulai pengembangan teknologi lengan hingga proses latihan. Hal ini bisa tercapai karena Tim Inovasi Produk Karla Bionics yang dipimpin oleh Wildan Trusaji yang juga merupakan salah satu staff pengajar di Institut Teknologi Bandung mengembangkan dari teknologi sebelumnya, yakni lengan prostesis Raga Arm. “Filosofi desain Mega Arm memanfaatkan prinsip biomimicry, dimana desain lengannya mengikuti prinsip desain dari capit kepiting. Terdapat tiga prinsip yang kami adopsi yakni posisi diam yang menutup, pergerakan hanya dilakukan satu lengan satu waktu, serta pusat kontrol tidak terpusat pada bagian tengah membuat kontrol terhadap benda akan lebih terjaga”, jelas Wildan. 

Tak berhenti disitu kustomisasi lengan juga dilakukan untuk menyelesaikan salah satu tantangan yang belum berhasil diselesaikan selama latihan persiapan CYBATHLON-CHALLENGES 2023 yakni mengangkat botol 1,5 liter. Modifikasi dilakukan pada salah satu lengan dengan penambahan fungsi mengait kepala botol. Syaiful Hammam Tim Inovasi Produk Karla Bionics menyampaikan, “Saya sengaja modif di bagian tangan kanan untuk lebih membantu karena mengangkat botol itu butuh tenaga dan tangan yang dominan digunakan Daffa untuk melakukan aktivitas seperti itu adalah tangan kanan, sementara untuk tangan kiri difokuskan hanya untuk memindahkan benda kecil seperti kelereng dan kartu”. 

Secara tampilan Mega Arm ini tetap mengikuti filosofi atau konsep lengan palsu Karla Bionics yakni tidak menyerupai lengan non-amputasi agar para difabel tidak perlu menutupi kekurangannya. Melainkan mulai menumbuhkan kepercayaan diri yang baru akan perbedaannya kini. Bukan sebagai kekurangan, melainkan perbedaan yang menjadikan dirinya unik atau Different Abilities People.

Karla Bionics Mengembangkan Produk untuk Kebutuhan Disabilitas dengan Prinsip Tepat Guna

Berdasarkan hal tersebut lengan prostesis yang didesain Karla Bionics memang ditujukan untuk merayakan keunikan. Tampilannya pun dibuat nampak seperti robotik untuk memberikan kesan pertama yang kuat bagi siapa saja yang melihatnya. Harapannya melalui produk yang dikembangkan baik itu “Raga Arm” dan "Mega Arm", Karla Bionics dapat menyebarkan pesan #proudactive yang diambil dari istilah produktif yang memiliki makna menerima kondisi diri saat ini dengan tetap bangga menjadi diri sendiri serta tetap aktif melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan terdekatnya.

Dalam proses pengembangannya, Karla Bionics telah bekerja sama dengan penyandang difabel selama empat tahun terakhir untuk menciptakan teknologi lengan prostesis dengan dua jenis mekanisme berbeda yang keduanya didasarkan pada prinsip keterjangkauan untuk semua lapisan masyarakat. Kedua jenis mekanisme tersebut adalah Body Powered yaitu pengoperasian melalui anggota tubuh lain, dan Electronics Powered yaitu pengoperasian melalui tenaga listrik. Kesempatan berkompetisi di CYBATHLON-CHALLENGES 2023 kali ini juga sekaligus untuk menguji salah satu teknologi lengan prostesis ciptaan Karla Bionics dengan mekanisme Body Powered, yaitu "Mega Arm". Mengusung prinsip tepat guna, Karla Bionics mengembangkan “Mega Arm” juga dengan harapan agar fungsinya bisa bermanfaat untuk para penyandang disabilitas yang memiliki keterampilan tertentu seperti keterampilan mekanikal yang dimiliki oleh Daffa dan kebanyakan penyandang disabilitas lainnya dari kalangan kerah biru.

“Para penyandang disabilitas terutama yang memiliki tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga akan kita upayakan untuk mendapat kemudahan memperoleh manfaat dari lengan prostesis Mega Arm ini, dimana kami akan mengusahakan bekerja sama dengan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan ataupun Program Badan Amil”, jelas Khoirun Mumpuni, Bisnis Development Karla Bionics.

Saat ini Karla Bionics juga telah memiliki dua patent pending yakni untuk teknologi genggaman versatile gripping technology dimana dengan prinsip mekanisme whippletree sehingga memiliki jenis genggaman intuitif yang dapat mengikuti berbagai bentuk benda yang digenggam. Juga adjustable socket system atau socket yang dapat menyesuaikan dengan berbagai ukuran mengikuti prinsip sepatu lari (running shoes) yang nyaman dan telah dikaji secara medis tidak menyebabkan ruam untuk penggunaan dalam durasi lama. Inovasi adjustable socket system ini diperuntukkan menyelesaikan masalah yang selama ini dialami para penyandang disabilitas dimana soket terasa panas ketika digunakan dalam durasi yang lama karena tidak terdapat sirkulasi udara.