Dapat Izin Edar, NIVA Mulai Sasar Penjualan Masif

11 Apr 2023 14:11

Cytra Ria A

Bandung, lpik.itb.ac.id - Setelah penantian panjang menuju proses penggunaan aman alat kesehatan, NIVA (Non-Invasive Vascular Analyzer) kini resmi mengantongi izin edar alkes dalam negeri dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diterbitkan 10 Maret 2023 dan tercetak 20 Maret 2023 lalu, izin edar tersebut diberikan melalui PT. Selaras Citra Nusantara Perkasa, Tbk (SCNP). selaku mitra usaha kerja sama riset dan pengembangan NIVA dengan inventor peneliti STEI-ITB. 

NIVA, Inovasi ITB Bantu Deteksi Dini Kardiovaskular

Di Indonesia, persoalan penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke masih menjadi pembunuh nomor satu. Bukan hanya tercatat memegang kasus terbanyak tapi juga signifikan memberatkan perekonomian negara, pasalnya, beban biaya pengeluaran BPJS kesehatan untuk penanganan penyakit ini termasuk yang tertinggi dan menjadi perhatian.

Berangkat dari permasalahan tersebut, NIVA akronim dari Non-Invasive Vascular Analyzer mulai dikembangkan oleh Prof. Dr. Ir. Tati Latifah Erawati Rajab Mengko dan tim dari kelompok keahlian Teknik Biomedika, Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika (STEI), Institut Teknologi Bandung.

NIVA menawarkan solusi preventif dari persoalan yang dialami. Menggunakan sensor photoplethysmograph (PPG) dan sensor tekanan darah, NIVA memiliki dua fungsi utama yang dijalankan. Pertama untuk mengukur fungsi vaskuler yang mengantar darah ke seluruh tubuh untuk mengetahui kecenderungan keberadaan penyumbatan dan Kedua adalah untuk mengukur fungsi Endotelial untuk memberikan gambaran apakah pembuluh darah berfungsi normal atau tidak. 

Penggunaan NIVA diintegrasikan dengan penggunaan perangkat, sehingga hasil analisa NIVA tidak bergantung pada keahlian operatornya, jika parameternya menunjukkan hasil yang kurang baik, pengobatan ke dokter dapat dijalani sebelum hal yang lebih buruk terjadi. Proses kerja NIVA dapat membantu tenaga medis dalam aktivitas screening kesehatan jantung dan pembuluh darah. 

Bekerja sama dengan Industri untuk Produksi Massal

Selama ini, ketergantungan industri alkes domestik terhadap impor masih sangat tinggi. Dilansir dari data belanja e-katalog terdapat total Rp15,4 triliun pembelian pada periode Mei 2020-Juni 2021 dengan persentase belanja alkes impor mencapai 81.17% atau senilai dengan Rp12,5 triliun. Ketimpangan ini menunjukkan potensi lokal untuk memproduksi alkes belum terealisasi dengan maksimal.

Melalui press conference pada 23 Desember 2022 mengenai kerja sama riset dan pengembangan NIVA antara STEI ITB dan PT. SCNP, diinformasikan oleh Shirly Effendy, COO PT. SCNP, bahwa SCNP berani untuk memproduksi dan mendistribusikan 100 unit alkes NIVA ke pasar domestik. Pada batch pertama tanggal 8 Februari 2023 lalu, alkes NIVA sudah diproduksi sebanyak 50 unit.

Menurut Shirly, “Dengan adanya NIVA, menjadi alat kesehatan dalam negeri (AKD) pertama. Harga jual NIVA juga jauh lebih terjangkau. Perbandingannya 52%”. 

Sebelumnya, NIVA juga telah diuji coba dan dipakai di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.