Gelar 15F Talks, LPIK Meninjau Kembali Model Bisnis Energi Baru dan Terbarukan pada Saat Krisis Bersama Para Stakeholder

22 Sep 2020 11:58

Cytra Ria A

Bandung, lpik.itb.ac.id – Kamis (10/9), Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) Institut Teknologi Bandung kembali menyelenggarakan agenda triwulannya, 15F Talks. Tidak terbatas pada tema bisnis, topik kali ini terfokus pada bidang energi, “Meninjau Kembali Model Bisnis Energi Baru dan Terbarukan di Saat Krisis” diambil sebagai tema besar kegiatan kali ini. Fokus energi dipilih berangkat dari kerjasama riset antara Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset Inovasi Nasional (RISTEKBRIN) Republik Indonesia dengan Netherland Organisation for Scientific Research (NWO) yang sedang dikelola oleh LPIK ITB.

Sebagai pendukung dalam kegiatan 15F Talks kali ini LPIK ITB menghadirkan narasumber spesial dalam bidang energi dengan mengkolaborasikan unsur triplehelix; Akademisi, Industri, dan Pemerintahan, yaitu:

  1. Dr. Ir. Hariyanto (Direktur Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia)
  2. Jon Respati (Ketua Umum Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia/MASKEEI)
  3. Ir. Bagus Setiawan (Direktur Sumber Daya dan Administrasi & PLS Direktur Pengembangan Niaga PT Indonesia Power)
  4. Dr. -Ing. Puguh Budi Prakoso,M.Sc (Dosen Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat)
  5. Yulian Widodo (CEO PT Khaira Energi Inovasi)

Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua LPIK ITB, Ir. Sigit P. Santosa, MSME, Sc.D, IPU. Beliau menjabarkan bahwa melalui LPIK ITB sejak 2015, kegiatan hilirisasi teknologi terutama dari riset kampus ITB difokuskan dalam empat bidang prioritas yaitu; Energi dan Lingkungan - di mana bidang ini sangat fit in dengan ITB yang telah memiliki cukup banyak research center dan kolaborasi riset, Transportasi dan Infrastruktur - sedang difokuskan pada future mobility, Life Science terkait Pangan dan Kesehatan dan ICT yang mengarah pada Industry 4.0. Talk is a talk, We have to walk to walk” ujarnya. Melalui kegiatan ini beliau mengharapkan dapat mendapatkan rumusan dan feedback dari para pelaku industri, masyarakat penggiat konservasi energi, NGO maupun regulator dalam bidang konservasi energi sehingga dapat dilakukan kolaborasi nyata yang dapat dijalankan bersama.

Kegiatan berlanjut pada sesi utama yaitu paparan seminar dari para panelis yang dipandu oleh Santi Novani, Ph.D (Sekretaris Bidang Kewirausahaan dan Inkubasi Bisnis LPIK ITB). Dr. Ing. Puguh Budi Prakoso, M.Sc sebagai panelis pertama memaparkan tentang infrastruktur untuk clean energy di Indonesia. Dr. Puguh menyebutkan bahwa konsumsi energi di sektor transportasi merupakan konsumsi kedua terbesar di dunia setelah sektor industri dan hal ini menimbulkan meningkatnya alternatif energi dan moda transportasi dalam bidang energi terbarukan seperti kendaraan listrik, micro-mobility, autonomous driving dan Intelligent Transportation System. Webinar dilanjutkan dengan panelis kedua, Jon Respati yang menyampaikan paparan mengenai prospek pengembangan sub-sektor industri energi bersih berikut peluang dan tantangannya. Dalam paparannya, Jon menekankan bahwa pemanfaatan sektor energi bersih di Indonesia masih belum optimal karena masyarakat Indonesia masih sangat tergantung dengan energi fosil serta minimnya program konkrit dari pemerintah untuk pemanfaatan energi bersih. Jon optimis Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pemanfaatan energi bersih untuk pelaku bisnis karena sumber daya energi Indonesia yang beragam dan berlimpah tetapi untuk mengoptimalisasi pemanfaatannya dibutuhkan dukungan kuat dari pemerintah dalam membangun kebijakan dan regulasi  yang efektif yang dilaksanakan secara konsisten.

Dr. Hariyanto sebagai panelis ketiga memaparkan kebijakan pemerintah untuk mendukung konservasi dan industri energi baru dan terbarukan di Indonesia. Sebagai Direktur Konservasi Energi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, selain memaparkan kebijakan dan regulasi Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) di Indonesia, beliau juga menjelaskan strategi pengembangan EBTKE dan pengembangan EBT pasca pandemik Covid-19.  Dr. Hariyanto menjelaskan bahwa pasca Covid-19 perlunya memprioritaskan EBTKE dalam paket stimulus pasca pandemi karena energi bersih berpotensi menghasilkan pengembalian ekonomi 3 – 8 kali lebih tinggi dari investasi awal, dapat menghasilkan 63 juta pekerjaan baru pada tahun 2050 dan memberikan peluang global untuk mempercepat peralihan ke energi bersih. 

Webinar dilanjutkan dengan paparan Ir. Bagus Setiawan yang memaparkan strategi Indonesia Power dalam meningkatkan energi baru dan terbarukan. Sebagai salah satu anak perusahaan penyedia listrik di Indonesia (Perusahaan Listrik Negara) yang fokus terhadap pemanfaatan EBT, PT.Indonesia Power memaparkan strategi jangka panjang dalam pemanfaatan energi-energi alternatif di Indonesia. Bagus menyebutkan bahwa pentingnya energi baru dan terbarukan sebagai pengganti energi konvensional, seperti energi surya, hidro, biomass dan bayu. Pada tahun 2028, PT. Indonesia Power memproyeksikan porsi pembangkit EBT mencapai 33.5% atau 6.270 MW dari seluruh Project. Paparan terakhir disampaikan oleh Yulian Widodo selaku CEO PT Khaira Energi Inovasi yang merupakan salah satu startup binaan LPIK ITB sejak 2019. Khaira Energy merupakan startup di bidang teknologi dan energi bersih memaparkan peran dan inovasi sebagai pelaku bisnis dalam pemanfaatan energi bersih. Khaira Energy mengembangkan sistem penyimpanan energi rumah tangga berbasis energi surya, dan virtual power plant untuk mengatasi isu ketahanan energi, terutama pasca Covid-19. Kegiatan ditutup melalui diskusi dan tanyajawab dengan peserta.

15F Talks
15F Talks merupakan platform yang disediakan oleh LPIK ITB melalui divisi Inkubator Industri dan Bisnis (IIB) sebagai media diskusi dan berjejaring dari berbagai kalangan (akademisi, startup, industri, regulator, investor sampai dengan masyarakat luas) agar dapat bekerjasama menciptakan terobosan inovatif. 15F diambil dari nama jalan lokasi kantor LPIK ITB yang berada di Jalan Ganesha 15F.

Kolaborasi Riset RISTEKBRIN-NWO
Merupakan kerjasama penelitian dalam bidang energi baru dan terbarukan yang dikelola oleh LPIK ITB melalui hasil riset kolaboratif empat universitas di Indonesia - ITB, UI, Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Udayana bersama para researcher dari Belanda (NWO).