LPIK's Startup Week 2018 resmi dibuka, LPIK adakan sharing pelaku bisnis melalui Young Entrepreneur Talkshow dan Tea Time

29 Oct 2018 17:29

Cytra Ria A

Bandung, lpik.itb.ac.id - Senin (29/10) menjadi hari pembuka rangkaian LPIK's Startup Week 2018, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi sekretaris dan divisi di bawah bidang kewirausahaan sebagai upaya membangun jejaring dan diskusi antara mahasiswa, startup, praktisi dan pemerintah dalam bekerja sama untuk mencapai inovasi berkelanjutan. 

Pembukaan di mulai dengan sosialisasi peran LPIK dalam mendorong hilirisasi produk-produk hasil inovasi dari perguruan tinggi (ITB) yang disampaikan oleh Kadiv Inkubator Industri dan Bisnis, Dr. Ing. Eueung Mulyana, S.T, M.Sc, kemudian, secara resmi dibuka oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono selaku Wakil Rektor Bidang Inovasi, Riset dan Kemitraan. 

Dalam sambutannya, pak Bambang menceritakan mengenai pembangunan ITB Innovation Park (IIP) Ganesha yang sedang berlangsung dan rencana-rencana pembangunan serta kerja sama IIP lainnya yang sedang digarap oleh ITB. Menurutnya, saat ini proses inkubasi dapat dilakukan di LPIK kemudian tahap akselerasi dapat dibantu pada ekosistem yang akan dibangun di dalam innovation park. 

Young Entrepreneur Talkshow atau biasa disingkat YET merupakan acara tahunan yang digagas oleh Sekbid Kewirausahaan sebagai upaya untuk menyebarkan semangat berwirausaha mahasiswa dalam membantu terwujudnya entrepreneurial university, kegiatan ini berisikan panel talkshow dari para pelaku bisnis untuk dapat membagikan pengalamannya kepada mahasiswa dan pengusaha pemula dalam menghadapi tantangan bisnis. Berbeda dengan tahun sebelumnya, di tahun ini, YET dilangsungkan bersamaan dengan Tea Time Discussion. Tea Time merupakan gagasan acara dari Divisi Technopark sebagai wadah bagi startup binaan LPIK untuk berbagi pengalaman kepada mahasiswa mengenai prosedur maupun penjelasan program-program kewirausahaan yang dapat diikuti oleh mahasiswa maupun alumni di LPIK ITB.

Mengangkat tema "engineer to entrepreneur: success strategy to manage business start-up", LPIK ITB berkesempatan mengundang pelaku bisnis: Andy Santoso (CEO dan Founder Big Evo), Ivan Arie Sustiawan (CEO Tani Group), Zaldy Ilham Masita (Co-founder Paxel) serta startup LPIK: Halofina, BIOPS dan Sensync, sebagai narasumber tahun ini.

Faktor Keberhasilan Start-up

Kegiatan YET tahun ini menggunakan davos style dalam berdiskusi, dipandu oleh Adjie Wicaksana (CEO Halofina) sebagai moderator, Adjie berusaha untuk mengulik trik para narasumber dalam menghadapi rintangan bisnis serta faktor-faktor penting yang menjadi kunci keberhasilan startup dalam membangun bisnis yang berkesinambungan. 

"Be humble and realize, gunakan kesempatan menjadi mahasiswa sebaik-baiknya dalam membangun integritas serta hire team untuk mensupport keberlangsungan bisnis kamu!" ucap Andy Santoso dalam menjawab pertanyaan bagaimana menghadapi hambatan serta mengatasi background pendidikan yang tidak familiar dalam manajemen bisnis.

Berbeda dengan cara Tani Group memperlakukan founder-foundernya, Ivan Arie membeberkan fakta menarik yang diterapkan oleh Tani Group bahwa semua founder Tani Group akan ditempa terlebih dahulu dari bawah. "Don't have to earn the title" ujarnya, seseorang bertitle CEO, CTO dan lainnya baginya harus benar-benar teruji. Terbukti co-founder dalam Tani Group bahkan saat ini tidak berada dalam c-level.

Mengusung bisnis logistik, Zaldy Ilham Masita berpendapat bahwa untuk membangun start up yang kuat bersaing diperlukan research sebelumnya untuk bisnis model yang unik, sehingga tidak mudah diduplikasi oleh pesaing bisnis pemula dan dibutuhkan effort cukup besar bagi para pebisnis eksisting untuk menerapkan model bisnis tersebut. Mempertimbangkan social impact juga dianggap penting dibandingkan hanya memikirkan keuntungan bisnis semata. Inkubator bisnis seperti LPIK ITB juga harus berperan aktif dalam mendidik dan menyiapkan startup untuk dapat bersaing secara mandiri.

Diakhir sesi, moderator menyimpulkan bahwa minimal ada 3 hal yang menjadi faktor kunci dalam membangun bisnis yang berkesinambungan yaitu: membentuk tim yang solid dan kuat, tujuan (social impact) serta persistensi founder dalam menjalankan usaha.

Tea Time

Menjadi tahun pertama digelar, diskusi tea time kali ini mengundang halofina, sensync dan BIOPS untuk memberikan testimoni ketika kelas kewirausahaan dan inkubasi yang dilaksanakan di LPIK. Ke-tiganya menjelaskan bahwa LPIK merangkul mahasiswa yang memiliki ide bisnis, mensupport untuk menciptakan prototipe bisnisnya, serta membekali tenan-tenan startupnya dalam tahap komersialisasi produk.